Visitor

Selasa, 01 Oktober 2024

Peran Pemuda Sebagai Agen Perubahan

 Peran Pemuda sebagai Agen Perubahan

Pemuda merupakan bagian vital dari masyarakat yang memiliki potensi besar dalam membawa perubahan. Dalam sejarah, peran pemuda selalu signifikan dalam setiap gerakan sosial, politik, dan ekonomi di berbagai belahan dunia. Mereka dianggap sebagai agen perubahan (agent of change) karena energi, kreativitas, dan idealisme yang mereka miliki. Dalam konteks Indonesia, peran pemuda sebagai agen perubahan sangat relevan dan penting untuk dibahas lebih dalam, terutama mengingat tantangan globalisasi, kemajuan teknologi, dan dinamika sosial-politik yang semakin kompleks.

1. Definisi Pemuda dan Agen Perubahan

Pemuda adalah kelompok masyarakat yang berada dalam rentang usia remaja hingga dewasa muda, umumnya antara 15 hingga 30 tahun. Pada usia ini, seseorang berada dalam masa transisi, di mana mereka mulai merumuskan identitas dan peran mereka dalam masyarakat. Di usia ini pula, daya kritis, energi fisik, serta keberanian untuk mengeksplorasi hal-hal baru sangat tinggi. Sifat-sifat ini yang membuat pemuda sering dipandang sebagai motor penggerak perubahan.

Sementara itu, agen perubahan atau agent of change merujuk pada individu atau kelompok yang mampu mempengaruhi masyarakat dan membawa perubahan, baik dalam skala kecil maupun besar. Perubahan yang dimaksud bisa meliputi berbagai aspek kehidupan, seperti sosial, politik, ekonomi, budaya, dan teknologi. Pemuda sebagai agen perubahan berarti mereka menjadi pelopor dan penggerak dalam membawa transformasi positif di masyarakat.

2. Sejarah Peran Pemuda dalam Perubahan

Sejak zaman dahulu, pemuda selalu memegang peran penting dalam berbagai perubahan sosial dan politik. Di Indonesia, beberapa peristiwa sejarah penting menunjukkan bagaimana pemuda menjadi penggerak perubahan yang signifikan.

  • Sumpah Pemuda (1928): Peran pemuda Indonesia sebagai agen perubahan sudah terlihat sejak era pergerakan nasional. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 adalah momen bersejarah di mana para pemuda dari berbagai daerah dan latar belakang etnis bersepakat untuk bersatu dalam identitas sebagai bangsa Indonesia. Ini merupakan titik awal yang memperkuat perjuangan kemerdekaan dari penjajahan.

  • Perjuangan Kemerdekaan (1945): Pada masa perjuangan kemerdekaan, pemuda berperan aktif dalam memobilisasi masyarakat untuk melawan penjajah. Peristiwa Rengasdengklok adalah contoh nyata di mana pemuda berperan dalam mendorong Soekarno dan Hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.

  • Gerakan Reformasi (1998): Pemuda juga memegang peran penting dalam gerakan reformasi 1998 yang menggulingkan rezim Orde Baru. Mahasiswa, yang notabene merupakan bagian dari pemuda, menjadi garda terdepan dalam mendesak reformasi politik, ekonomi, dan sosial di Indonesia.

3. Tantangan Pemuda dalam Era Modern

Di era globalisasi dan digital saat ini, peran pemuda sebagai agen perubahan menghadapi tantangan baru yang kompleks. Beberapa tantangan yang dihadapi antara lain:

  • Pengaruh Teknologi dan Media Sosial: Teknologi digital dan media sosial memberikan peluang besar bagi pemuda untuk menyebarkan ide-ide dan melakukan gerakan perubahan. Namun, tantangan utamanya adalah bagaimana memanfaatkan teknologi ini dengan bijak. Di satu sisi, media sosial bisa menjadi alat untuk menyuarakan kebenaran, tetapi di sisi lain, bisa pula menjadi wadah penyebaran informasi yang menyesatkan atau hoaks. Pemuda perlu memiliki literasi digital yang kuat untuk mampu memilah informasi yang benar dan bermanfaat.

  • Isu Global dan Lingkungan: Pemuda di seluruh dunia juga dihadapkan pada isu-isu global seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan ekonomi, dan krisis kemanusiaan. Sebagai agen perubahan, mereka diharapkan mampu berkontribusi dalam menyelesaikan masalah-masalah ini melalui berbagai inisiatif, seperti gerakan lingkungan, pengembangan ekonomi kreatif, atau gerakan sosial yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

  • Apatisme dan Hedonisme: Salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh pemuda saat ini adalah kecenderungan untuk bersikap apatis terhadap isu-isu sosial dan politik. Banyak pemuda yang lebih fokus pada kesenangan pribadi dan kurang peduli terhadap kondisi sosial di sekitarnya. Sikap hedonis dan apatis ini bisa menjadi penghambat peran mereka sebagai agen perubahan. Untuk itu, diperlukan kesadaran kolektif dari para pemuda untuk bangkit dan berkontribusi dalam pembangunan masyarakat.

4. Peran Pemuda dalam Mewujudkan Perubahan Sosial

Pemuda memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan perubahan sosial. Ada beberapa cara konkret di mana pemuda bisa berperan aktif:

  • Advokasi Sosial: Pemuda bisa terlibat dalam berbagai kegiatan advokasi untuk menyuarakan isu-isu penting, seperti hak asasi manusia, keadilan gender, dan perlindungan lingkungan. Dengan keberanian dan daya kritis yang dimiliki, mereka mampu menjadi suara bagi kelompok-kelompok yang terpinggirkan.

  • Inovasi dan Kreativitas: Pemuda sering kali dianggap sebagai generasi yang inovatif dan kreatif. Mereka dapat berperan dalam menciptakan solusi-solusi baru untuk permasalahan yang ada di masyarakat, seperti pengembangan teknologi ramah lingkungan, startup sosial, dan produk-produk kreatif yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

  • Pendidikan dan Literasi: Pemuda yang memiliki akses pendidikan yang baik dapat berperan dalam meningkatkan literasi di masyarakat, baik dalam bidang akademis maupun sosial. Mereka bisa menjadi mentor, pengajar, atau fasilitator dalam berbagai program pendidikan yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat.

  • Gerakan Sosial dan Komunitas: Banyak pemuda yang terlibat dalam gerakan sosial, seperti organisasi non-pemerintah, komunitas lingkungan, atau gerakan kemanusiaan. Dengan terlibat dalam komunitas-komunitas ini, mereka bisa langsung berkontribusi dalam menciptakan perubahan positif di masyarakat.

5. Pemuda dan Kepemimpinan Masa Depan

Pemuda adalah calon pemimpin masa depan. Oleh karena itu, penting bagi pemuda untuk mempersiapkan diri dengan berbagai keterampilan kepemimpinan, mulai dari kemampuan berpikir kritis, komunikasi, manajemen konflik, hingga kolaborasi. Pemimpin yang efektif bukan hanya mereka yang memiliki visi, tetapi juga mampu menginspirasi dan memberdayakan orang lain untuk mencapai tujuan bersama.

Kepemimpinan pemuda juga berarti bersedia mendengar aspirasi dari berbagai kalangan, terutama dari kelompok-kelompok yang sering kali tidak memiliki suara. Di sinilah pentingnya sikap inklusif dalam kepemimpinan, di mana semua golongan, tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi, merasa terwakili dan dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.

6. Kesimpulan: Masa Depan di Tangan Pemuda

Peran pemuda sebagai agen perubahan tidak dapat dipungkiri. Dengan potensi yang dimiliki, baik dari segi energi, kreativitas, maupun idealisme, pemuda mampu membawa transformasi yang signifikan di berbagai bidang kehidupan. Namun, untuk benar-benar menjadi agen perubahan yang efektif, pemuda perlu menyadari tantangan yang mereka hadapi dan terus mengasah kemampuan mereka, baik dalam hal pengetahuan, keterampilan, maupun sikap.

Masa depan Indonesia, bahkan dunia, berada di tangan pemuda. Jika mereka mampu menggunakan potensi mereka dengan baik, bukan tidak mungkin mereka akan menciptakan dunia yang lebih adil, makmur, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang. Pemuda bukan hanya penerus bangsa, tetapi juga pencipta perubahan yang akan menentukan arah masa depan.

Minggu, 29 September 2024

Pancasila Sebagai Pilar Ketahanan Nasional; Makna Di Balik Hari Kesaktian Pancasila

 Pancasila Sebagai Pilar Ketahanan Nasional: Makna di Balik Hari Kesaktian Pancasila

Pendahuluan

Pancasila adalah dasar ideologi  Indonesia yang telah berperan sebagai panduan moral dan politik sejak awal kemerdekaan. Sejak kelahirannya, Pancasila bukan hanya sekadar sebuah ideologi negara, tetapi juga menjadi pilar ketahanan nasional yang mengokohkan persatuan dan kesatuan bangsa dalam menghadapi berbagai ancaman, baik dari dalam maupun luar negeri. Setiap tanggal 1 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Kesaktian Pancasila sebagai momen penting untuk merenungkan kembali betapa sakral dan kuatnya peran Pancasila dalam menjaga stabilitas dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila lahir dari sejarah kelam pemberontakan Gerakan 30 September (G30S/PKI) pada tahun 1965 yang berupaya meruntuhkan Pancasila sebagai ideologi bangsa. Namun, upaya tersebut berhasil digagalkan, dan Pancasila tetap tegak sebagai landasan negara. Oleh karena itu, Hari Kesaktian Pancasila tidak hanya menjadi simbol keberhasilan bangsa Indonesia dalam mempertahankan ideologinya, tetapi juga sebagai refleksi penting bahwa Pancasila adalah pilar utama ketahanan nasional.

Sejarah dan Makna Hari Kesaktian Pancasila

Hari Kesaktian Pancasila tidak bisa dilepaskan dari konteks sejarah G30S/PKI yang terjadi pada 30 September 1965, di mana kelompok ini berusaha menggulingkan pemerintahan yang sah dan mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi komunis. Gerakan tersebut menimbulkan tragedi yang mendalam, termasuk pembunuhan tujuh perwira tinggi TNI Angkatan Darat. Pemberontakan ini mencerminkan ancaman ideologis terhadap eksistensi Pancasila dan NKRI.

Namun, berkat dukungan masyarakat, pemerintah, dan militer, upaya pemberontakan tersebut berhasil digagalkan. Pada tanggal 1 Oktober 1965, operasi penumpasan dimulai dan berhasil meredam gerakan pemberontakan tersebut. Untuk mengenang keberhasilan bangsa Indonesia dalam mempertahankan ideologi Pancasila dari ancaman besar, tanggal 1 Oktober diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Makna dari kesaktian ini adalah bahwa Pancasila tetap teguh sebagai pedoman hidup bangsa dan berhasil mengatasi berbagai ancaman yang berusaha menggoyahkan eksistensinya.

Pancasila sebagai Pilar Ketahanan Nasional

Pancasila memiliki lima sila yang saling terkait, yaitu:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Kelima sila ini menjadi dasar ketahanan nasional yang mencakup aspek spiritual, sosial, politik, ekonomi, dan budaya. Setiap sila menyumbangkan elemen penting untuk memperkuat ketahanan bangsa dalam berbagai bidang.

1. Ketahanan Ideologi

Pancasila menjadi fondasi bagi ketahanan ideologi bangsa Indonesia. Sebagai sebuah pandangan hidup, Pancasila memberikan arah dan pedoman dalam bernegara, memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil harus berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Dalam konteks ketahanan nasional, Pancasila berperan sebagai pelindung dari berbagai ancaman ideologis, baik yang berasal dari paham asing maupun radikalisme yang bertentangan dengan nilai-nilai bangsa.

Peristiwa G30S/PKI merupakan salah satu contoh nyata di mana ketahanan ideologi yang kuat berhasil menangkis ancaman dari ideologi komunis. Dengan tetap berpegang teguh pada Pancasila, Indonesia mampu menjaga keutuhan ideologinya dari gangguan eksternal maupun internal.

2. Ketahanan Sosial dan Budaya

Pancasila memuat nilai-nilai kemanusiaan dan persatuan yang menjadi dasar dalam menciptakan ketahanan sosial. Sila kedua dan ketiga menekankan pentingnya memelihara hubungan antarwarga yang adil, beradab, dan bersatu dalam keberagaman. Ini merupakan kekuatan utama bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan globalisasi dan perpecahan yang mungkin timbul akibat perbedaan suku, agama, dan budaya.

Persatuan Indonesia yang termaktub dalam sila ketiga menegaskan bahwa ketahanan nasional tidak akan kokoh tanpa adanya solidaritas dan kebersamaan dalam keberagaman. Dalam konteks Hari Kesaktian Pancasila, kita diingatkan kembali untuk senantiasa menjaga kerukunan dan persatuan sebagai kekuatan utama bangsa.

3. Ketahanan Politik

Sila keempat Pancasila menekankan pentingnya demokrasi yang berbasis musyawarah dan kebijaksanaan. Dalam konteks ketahanan politik, Pancasila memastikan bahwa setiap proses pengambilan keputusan harus melibatkan partisipasi rakyat dan didasarkan pada kepentingan bersama, bukan kepentingan segelintir golongan.

Ketahanan politik yang kuat sangat dibutuhkan untuk menghindari perpecahan yang dapat melemahkan stabilitas negara. Hari Kesaktian Pancasila mengingatkan kita bahwa stabilitas politik hanya dapat dicapai apabila setiap elemen bangsa menjalankan perannya dengan tetap berpegang pada nilai-nilai Pancasila.

4. Ketahanan Ekonomi

Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, menegaskan bahwa ketahanan nasional juga harus dibangun melalui sistem ekonomi yang adil dan merata. Pembangunan ekonomi yang berlandaskan Pancasila adalah pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia tanpa kecuali.

Dalam perspektif ketahanan nasional, stabilitas ekonomi yang merata merupakan salah satu unsur penting dalam menjaga keutuhan bangsa. Ketidakadilan ekonomi dapat menjadi bibit perpecahan dan ketidakstabilan. Oleh karena itu, Pancasila menjadi dasar dalam merumuskan kebijakan ekonomi yang berkeadilan, yang memperhatikan kesenjangan sosial dan memastikan kesejahteraan bersama.

Relevansi Hari Kesaktian Pancasila dalam Era Modern

Di era modern yang penuh dengan tantangan globalisasi, revolusi digital, serta ancaman ideologi transnasional, Hari Kesaktian Pancasila menjadi pengingat bahwa Pancasila tetap relevan dan sakti sebagai panduan bangsa. Globalisasi membuka ruang bagi masuknya berbagai ideologi dan budaya asing yang, jika tidak disaring dengan nilai-nilai Pancasila, dapat merusak sendi-sendi kehidupan bangsa.

Hari Kesaktian Pancasila mengajarkan bahwa ancaman terhadap ideologi negara bisa datang kapan saja, baik dalam bentuk fisik seperti pemberontakan, maupun dalam bentuk non-fisik seperti propaganda ideologi asing yang bertentangan dengan nilai-nilai bangsa. Oleh karena itu, memperingati Hari Kesaktian Pancasila bukan hanya soal mengenang sejarah, tetapi juga mempersiapkan diri menghadapi tantangan masa depan dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila.

Kesimpulan

Pancasila sebagai pilar ketahanan nasional telah terbukti mampu menjaga keutuhan dan kedaulatan NKRI dari berbagai ancaman, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Melalui peringatan Hari Kesaktian Pancasila, bangsa Indonesia diingatkan untuk senantiasa menjaga dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam aspek ideologi, sosial, politik, maupun ekonomi. Pancasila tidak hanya menjadi landasan moral, tetapi juga benteng pertahanan yang sakti dalam menjaga ketahanan nasional. Di tengah tantangan modernisasi dan globalisasi, Pancasila akan terus menjadi pedoman bangsa untuk tetap berdiri tegak sebagai negara yang berdaulat, adil, dan makmur.



Sabtu, 28 September 2024

Sejarah Kota Terlarang Tiongkok

 Sejarah Kota Terlarang Tiongkok

Kota Terlarang (紫禁城, Zǐjìnchéng) adalah salah satu simbol kemegahan dan kekuasaan dinasti kekaisaran Tiongkok yang bertahan selama lebih dari lima abad. Terletak di pusat kota Beijing, kompleks istana yang megah ini telah menjadi pusat politik, budaya, dan spiritual Tiongkok sejak didirikan pada awal abad ke-15 hingga akhir kekuasaan dinasti Qing pada awal abad ke-20. Disebut sebagai "Kota Terlarang" karena akses ke kompleks ini sangat dibatasi hanya untuk kaisar, keluarga kekaisaran, serta pejabat terpilih. Dengan arsitektur megah dan desain yang mencerminkan filosofi Tiongkok kuno, Kota Terlarang tetap menjadi warisan budaya dunia yang dilindungi oleh UNESCO.

Latar Belakang Sejarah

Pembangunan Kota Terlarang dimulai pada tahun 1406 di bawah pemerintahan Kaisar Yongle dari Dinasti Ming (1368–1644). Yongle, yang dikenal sebagai salah satu kaisar paling kuat dalam sejarah Tiongkok, memutuskan untuk memindahkan ibu kota dari Nanjing ke Beijing, pusat strategis utara yang dilihatnya lebih cocok untuk mengendalikan wilayah kekaisarannya. Kota Terlarang dirancang untuk menegaskan kekuasaan dan otoritas kaisar sebagai "Putra Langit" yang memiliki mandat ilahi untuk memerintah dunia.

Proyek pembangunan ini memakan waktu sekitar 14 tahun dan selesai pada tahun 1420. Lebih dari satu juta pekerja terlibat dalam pembangunannya, dengan bahan-bahan yang diambil dari berbagai wilayah Tiongkok, termasuk kayu langka dari provinsi Sichuan dan batu marmer dari tambang dekat Beijing. Kota Terlarang dibangun mengikuti prinsip-prinsip Feng Shui dan filosofi Konfusianisme yang sangat mengutamakan harmoni antara manusia, alam, dan kosmos. Setiap detail dari kompleks ini dirancang untuk mencerminkan tatanan kosmik dan otoritas kekaisaran.

Arsitektur Kota Terlarang

Kota Terlarang mencakup area seluas 720.000 meter persegi dan terdiri dari hampir 980 bangunan. Kompleks ini dikelilingi oleh tembok setinggi 10 meter dan parit selebar 52 meter, memberikan perlindungan dari serangan dan penjagaan ketat terhadap akses masuk. Tata letak bangunannya mengikuti susunan linear yang tertata simetris di sepanjang sumbu utara-selatan, yang mencerminkan konsep pusat alam semesta dalam pandangan kosmologi Tiongkok.

Kota Terlarang terbagi menjadi dua bagian utama: Istana Luar dan Istana Dalam.

Istana Luar digunakan untuk kegiatan seremonial dan pemerintahan. Di sini, terdapat tiga aula utama, yaitu Aula Harmoni Tertinggi (太和殿, Tài Hé Diàn), Aula Harmoni Tengah (中和殿, Zhōng Hé Diàn), dan Aula Harmoni Pelestarian (保和殿, Bǎo Hé Diàn). Aula Harmoni Tertinggi adalah bangunan terbesar di Kota Terlarang dan menjadi tempat di mana kaisar mengadakan upacara besar seperti perayaan tahun baru atau pengangkatan pejabat tinggi.

Istana Dalam adalah area di mana kaisar dan keluarganya tinggal. Di sini terdapat tiga aula utama, yaitu Aula Kemurnian Surgawi (乾清宫, Qiánqīng Gōng), Aula Persatuan dan Perdamaian (交泰殿, Jiāotài Diàn), dan Aula Kedamaian Bumi (坤宁宫, Kūnnīng Gōng). Istana Dalam mencakup berbagai tempat tinggal kekaisaran dan taman-taman indah yang dirancang untuk menyediakan suasana damai dan harmonis bagi keluarga kekaisaran.

Selain itu, Kota Terlarang juga memiliki berbagai bangunan yang didedikasikan untuk kegiatan keagamaan dan spiritual, seperti kuil dan altar, yang mencerminkan pentingnya kepercayaan agama dalam kehidupan kekaisaran.

Dinasti Ming dan Dinasti Qing

Kota Terlarang menjadi pusat kekuasaan dari dua dinasti besar, yaitu Dinasti Ming dan Dinasti Qing. Pada masa Dinasti Ming, kota ini menjadi simbol stabilitas dan kemegahan kaisar, dengan upacara-upacara besar yang diadakan secara berkala. Namun, pada tahun 1644, Dinasti Ming mengalami kejatuhan akibat pemberontakan internal dan invasi pasukan Manchu dari utara, yang kemudian mendirikan Dinasti Qing (1644–1912).

Selama Dinasti Qing, Kota Terlarang tetap menjadi pusat kekuasaan, namun budaya dan tata cara kehidupan kekaisaran mulai mengalami perubahan di bawah pengaruh Manchu. Kaisar-kaisar Qing memodifikasi beberapa bangunan dan memperkenalkan adat istiadat Manchu ke dalam protokol istana. Namun, Kota Terlarang tetap mempertahankan struktur dasarnya dan terus menjadi pusat politik dan spiritual Tiongkok.

Salah satu momen penting dalam sejarah Kota Terlarang selama masa Qing adalah pemerintahan Kaisar Qianlong (1735–1796), yang dikenal sebagai salah satu kaisar terbesar dalam sejarah Tiongkok. Pada masanya, Kota Terlarang mengalami renovasi besar-besaran dan menjadi pusat seni dan budaya. Kaisar Qianlong juga menambahkan beberapa bangunan baru dan memperkaya koleksi seni yang disimpan di istana.

Akhir Era Kekaisaran

Pada awal abad ke-20, setelah lebih dari 500 tahun digunakan sebagai kediaman kekaisaran, Kota Terlarang mengalami perubahan besar. Pada tahun 1911, Revolusi Xinhai meletus dan menggulingkan Dinasti Qing, mengakhiri sistem kekaisaran yang telah berlangsung selama ribuan tahun. Kaisar terakhir, Puyi, diizinkan untuk tinggal di Kota Terlarang hingga tahun 1924 di bawah pengaturan khusus dengan pemerintah Republik Tiongkok yang baru dibentuk.

Namun, pada tahun 1924, Puyi akhirnya dipaksa keluar dari istana oleh pasukan pemerintah, menandai berakhirnya kekuasaan kekaisaran di Tiongkok. Setelah pengusiran Puyi, Kota Terlarang dibuka untuk umum dan diubah menjadi museum pada tahun 1925, dengan nama resmi Museum Istana Nasional (Gu Gong Bowuyuan).

Kota Terlarang Saat Ini

Sejak diubah menjadi museum, Kota Terlarang telah menjadi salah satu destinasi wisata paling terkenal di dunia, menarik jutaan pengunjung setiap tahun. Pada tahun 1987, UNESCO menetapkan Kota Terlarang sebagai Situs Warisan Dunia, mengakui pentingnya kompleks ini dalam sejarah dunia dan kontribusinya pada warisan budaya manusia.

Meski demikian, pemeliharaan dan konservasi Kota Terlarang tetap menjadi tantangan besar. Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah Tiongkok untuk melestarikan bangunan-bangunan tua yang rapuh, termasuk renovasi besar-besaran menjelang Olimpiade Beijing 2008.

Selain sebagai objek wisata, Kota Terlarang juga masih menjadi simbol kebanggaan nasional bagi rakyat Tiongkok. Kompleks ini mencerminkan kejayaan masa lalu dan semangat kesatuan bangsa yang terus dipertahankan hingga kini.

Kesimpulan

Kota Terlarang adalah saksi bisu dari sejarah panjang kekuasaan dinasti kekaisaran Tiongkok, menyimpan kisah-kisah kemegahan, intrik politik, hingga perubahan besar dalam tatanan negara. Sebagai pusat kekuasaan selama lebih dari lima abad, Kota Terlarang menjadi simbol otoritas dan keagungan kaisar Tiongkok, serta warisan budaya yang tidak ternilai bagi dunia. Meski zaman kekaisaran telah berakhir, Kota Terlarang tetap hidup sebagai monumen abadi dari kejayaan masa lalu dan sebagai sumber inspirasi bagi generasi mendatang.



Panorama Kota Beijing

 

Panorama Kota Beijing

 

Kota Baijing, sebagai ibukota Republik Rakyat Tiongkok , menjadi salah satu tujuan bagi peserta Benchmarking Batch 4 yang diselenggarakan oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi ( Kemendes PDTT ) bekerjasama dengan Ministry of Agriculture and Rural Affair ( MARA ) Tiongkok. Beijing bukan hanya pusat pemerintahan, tetapi juga Kota bersejarah dan Kota  Metropolitan modern yang mampu memukau, menawarkan banyak inspirasi bagi para peserta untuk meningkatkan wawasan dan strategi dalam membangun Desa di Indonesia, Desa para peserta Benchmarking Batch 4 dan Desa Dabulon pada khususnya, Sabtu ( 28/09/2024 ).



Beijing, yang sebelumnya dikenal sebagai Peking, telah lama menjadi pusat politik, budaya dan ekonomi Tiongkok. Kota ini pertama kali menjadi Ibukota pada zaman Dinasti Yuan ( 1271-1368 ), kemudian dipertahankan oleh Dinasti Ming ( 1368-1644 ) dan Dinasti Qing ( 1644-1912 ). Meskipun mengalami berbagai perubahan politik, Beijing tetap menjdi Ibukota Republik Rakyat Tiongkok sejak didirikannya Negara Tiongkok pada tahun 1949 oleh Mao Zedong.

Sebagai salah satu dari Kota tertua di dunia dengan sejarah lebih dari 3.000 tahun, Beijing menyimpan kekayaan budaya yang tak tertandingi, seperti Tembok Besar China ( The Geat Wall of China ), Kota Terlarang dan Kuil Surga, yang menjadikan simbol kekuatan dan kebanggaan Tiongkok. Kini, Beijing adalah pusat administrasi utama, sekaligus Kota Metropolitan yang dinamis dengan perkembangan ekonomi, teknologi dan infrastruktur yang maju sangat pesat.

Setibanya di Beijing, para peserta Benchmarking Batch 4 ditempatkan di Hotel Landmark, yang menawarkan pemandangan spektakuler dari lantai atasnya. Dari Hotel Landmark ini, para peserta dapat melihat luasnya panorama Kota Beijing yang mencakup campuran bangunan modern pencakar langit dan situs-situs bersejarah.

Disisi timur Kota , terlihat kawasan bisnis CBD Beijing yang dipenuhi gedung-gedung pencakar langit dengan arsitektur futuristik, seperti China Zun Tower, salah satu Gedung tertinggi di Beijing. Disis barat terlihat lanskap yang lebih tradisional dengan Pagoda dan area bersejarah, menciptakan kontras yang menarik antara masa lalu dan masa modern.

Pemandangan dimalam hari juga memukau dengan lampu-lampu kota yang berkilauan, memancarkan kemegahan Beijing sebagai salah satu pusat Kota Metropolitan dunia. Hotel Landmark memberikan pengalaman unik bagi para peserta untuk menyaksikan betapa megahnya perpaduan budaya kuno dan kemajuan modern yang harmonis di Beijing.

Begitu tiba di Beijing, para peserta Benchmarking Batch 4 merasakan kekaguman yang luar biasa dan antusiasme yang luar biasa. Kesan pertama para peserta adalah Kota yang sibuk dan penuh energi, dengan sistem transportasi yang sangat modern dan teratur. Bandara Internasional Beijing Daxing yang mereka singgahi adalah salah satu bandara paling canggih di dunia, menjadi simbol pintu gerbang menuju Kota Metropolitan.

Para peserta juga terkesan dengan keteraturan Kota yang tertata dengan baik, transportasi umum yang efisien dan keramahan penduduk setempat yang dengan senang hati membantu mereka meski ada perbedaan bahasa. Udara segar yang terasa di tengah hiruk pikuk Kota memberi kesan positif tentang kebersihan lingkungan dan keseriusan Pemerintah Tiongkok dalam menjaga keseimbangan antara urbanisasi dan kelestarian alam.

Salah satu peserta dari Desa Dabulon Anuar Sadat mengungkapkan “ Kota ini luar biasa megah, tetapi yang lebih mengesankan adalah bagaimana Pemerintah Tiongkok menjaga sejarah dan budaya, meskipun mereka terus berkembang sangat pesat “

Program Benchmarking Batch 4 yang diadakan di Chengdu Beijing tidak hanya bertujuan untuk memperkenalkan teknologi dan kebijakan pertanian modern, ekonomi tetapi juga untuk memberikan inspirasi bagi para Kepala Desa tentang bagaimana sebuah Negara bisa tumbuh besar tanpa meninggalkan identitas budayanya. Beijing, dengan segala kemajuannya, menjadi bukti bahwa kesejahteraan masyarakat desa bisa diraih jika ada keseriusan dan kebijakan yang tepat.

Para peserta mendapatkan motivasi kuat dari pengalaman melihat langsung bagaimana pembangunan perdesaan di Tiongkok berhasil meningkatkan taraf hidup masyarakat tanpa mengabaikan pentingnya teknologi dan inovasi. Para peserta menyaksikan betapa pentingnya investasi dalam infrastruktur, pendidikan dan pertanian berkelanjutan dalam membangun desa yang mandiri.

Salah satu peserta , Anuar Sadat berbagi pandangannya “ Melihat Beijing membuat saya termotivasi untuk memikirkan bagaimana caranya membawa kemajuan teknologi ke Desa saya, tetapi tanpa melupakan adat dan budaya yang kita miliki. Pembelajaran ini sangat berharga untuk diterapkan di Desanya “ imbuhnya. Motivasi ini menjadi refleksi bagi para peserta bahwa keberhasilan pembangunan desa tidak hanya bergantung pada kebijakan, tetapi juga kolaborasi dan kerja keras dari semua pihak, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Desa.

Panorama dan suasana Kota Beijing memberikan kesan mendalam bagi para peserta Benchmarking Batch 4. Kota yang kaya akan sejarah namun terus berkembang pesat menjadi motivasi tersendiri bagi para peserta untuk membawa perubahan positif di Desa masing-masing. Dengan bekal pengetahuan yang meraka dapatkan selama di Chengdu Beijing, diharapkan para Kepala Desa dapat menerapkan inovasi dan strategi yang lebih baik dalam memajukan desanya, serta tetap menjaga kearifan lokal dan budaya yang dimilikinya.

Village Head Benchmarking Program Batch 4 telah berakhir , secara resmi di tutup oleh Direktur Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal Nugroho Setijo Nagoro, Jum’at 27 september 2024 di Universitas Pertanian Sichuan. Perseta Benchmarking Batch 4 pun telah tiba di tanah air , membawa sejuta harapan untuk membangun desanya masing-masing, begitu juga dengan Kepala Desa Dabulon Anuar Sadat, Rencana Tindak Lanjutpun telah menanti guna mewujudkan Tata Kelola Desa yang baik serta perencanaan pembangunan yang berkelanjutan dan memiliki daya saing.

 

Selasa, 17 September 2024

Wamenteri Desa PDTT Paiman Rahardjo lepas Peserta Benchmarking Batch 4 Ke Tiongkok

 

Wamenteri Desa PDTT Paiman Rahardjo Lepas Peserta Benchmarking Batch 4 Ke Tiongkok

Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Paiman Rahardjo, secara remsi melepas peserta Benchmarking Batch 4 ke Tiongkok dilaksanakan di Opreration Room lt 1, Gedung Utama Kementerian Desa PDTT, Jalan TMP Kalibata NO.17, Jakarta Selatan. Dalam kegiatan tersebut dihadiri oleh Jajaran Kemendesa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kepala Desa peserta Benchmarking Batch 4, dan tamu undangan laiannya .  Wakil Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Paiman Rahardjo memberikan arahan, pembekalan  serta secara resmi melepas para peserta yang akan mengikuti program Benchmarking Batch 4 ke Tiongkok, Rabu ( 18/9/2024 )


Dalam Sambutannya Wakil Menteri PDTT Paiman Rahardjo menekankan bahwa tujuan utama dari program tersebut adalah untuk memperkuat peran Kepala Desa dalam mengembangkan wilayah Desanya melalui pemanfaatan teknologi dan inovasi dalam sektor pertanian, pemberdayaan serta pengelolaan Sumber Daya Desa yang berkelanjutan. Wakil Merteri Desa PDTT juga menekankan pentingnya kerjasama antara Indonesia dan Tiongkok, khususnya dalam pertukaran pengetahuan serta kebijakan untuk memajukan sektor perdesaan

Program Benchmarking Batch 4 ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para peserta Program Benchmarking Batch 4 khususnya, termasuk Kepala Desa Dabulon Bapak Anuar Sadat, tentang bagaimana Tiongkok berhasil memajukan pertanian dan memberdayakan masyarakat desa melalui kebijakan dan inovasi teknologi tepat guna. Selama beberapa hari kedepan, para peserta yang terdiri dari 13 Kepala Desa dan satu jurnalis dari Kompas akan mendapatkan kesempatan untuk mengunjungi Desa-Desa percontohan di Tiongkok, bertemu dengan para ahli di bidang pertanian serta mempelajari sistem kebijakan yang diterapkan oleh  Ministry Agriculture and Rural Affairs (MARA).

Setelah memberikan sambutan Wakil Meteri Desa PDTT Paiman Rahardjo Secara simbolis menyematkan tanda peserta kepada perwakilan Kepala Desa yang di wakili oleh Kepala Desa Dabulon Bapak Anuar Sadat yang akan mengikuti Program Benchmarking Batch 4 di Tiongkok. Penyematan tanda ini melambangkan komitmen para peserta dalam menyerap ilmu dan menerapkannya di Desa masing-masing setelah kembali dari Tiongkok.

Desa Dabulon mendapat kehormatan sebagai peserta Program Benchmarking Batch 4 Ke Tiongkok mewakili Kabupaten Nunukan  berdasarkan surat dari Plh. Sekretaris Jenderal Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Kemendesa PDTT No 1627/HMS.02.01/IX/2024 Perihal Penyampaian Kegiatan Village Head Benchmarking Program Ke China Untuk Para Kepala Desa melalui Bupati Nunukan. Dalam kegiatan tersebut Kepala Desa Dabulon Anuar Sadat merasa bersyukur terpilih sebagai peserta Program tesebut diatas mewakili Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Pembekalan Peserta Oleh Dirjen Kemendesa PDTT

Sebelum diberangkatkan seluruh peserta yang terdiri dari 13 Kepala Desa dan satu Jurmalis dari Kompas di berikan pembekalan dan sesi sharing Knowledge  dari  Direktur Jenderal Kemendesa PDTT, yaitu dari Direktur Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, Direktur Jenderal Pembangunan Dan Pengembangan Kawasan Transmigrasi dan Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.  Materi yang diberikan mencakup berbagai aspek dalam pengelolaan desa, seperti :

  1. Pengembangan Pertanian Berkelanjutan;  Mewujudkan Desa Mandiri dalam memenuhi kebutuhan pangan dengan memanfaatkan teknologi tepat guna untuk pertanian modern.
  2. Pemberdayaan Masyarakat Desa; Partisipasi masyarakat Desa melalui pengembangan kapasitas, pendidikan dan pelatihan.
  3. Pengelolaan Dana Desa; Pengelolaan keuangan Desa yang transparan dan akuntabel serta kebermanfaatan bagi.
  4. Pembangunan perdesaan berkelanjutan; Melibatkan beberapa aspek dan Sinergitas antar Lembaga , meliputi pembangunan sarana dan prasarana pendukung yang sangat diperlukan oleh masyarakat khususnya di perdesaan sesuai dengan tujuan pembangunan nasional.

Ketiga nara sumber dari Kemendesa PDTT juga membuka sesi diskusi interaktif, dimana para Kepala Desa dapat bertanya dan berbagi pengalaman mengenai tantangan dan solusi dalam mewujudkan pembangunan Desa berkelanjutan.

Setelah sesi pembekalan selesai, acara dilanjutkan dengan pelepasan peserta secara resmi oleh Wakil  Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi  Dalam Pesannya, Wakil Menteri Desa PDTT menyampaikan agar para peserta dapat menjaga nama baik Indonesia selama di Tiongkok dan kembali dengan membawa pengetahuan baru yang dapat diterapkan di Desa masing-masing.

Acara diakhiri denga Ramah Tamah antara peserta Program Benchmarking Batch 4 dengan jajaran Pejabat Kemendesa PDTT. Momen ini dimanfaatkan untuk mempererat hubungan antara para Kepala Desa dan Pejabat Kemendesa PDTT, serta berbagi harapan dan aspirasi terhadap kemajuan Desa para peserta ,akhir acara dilanjutkan dengan poto bersama.

 

Senin, 16 September 2024

PPS Sriwidadi Buka Pendaftaran Calon KPPS Pada Pilkada Tahun 2024

 PPS Sriwidadi Buka Pendaftaran Calon Anggota KPPS Pada Pilkada Tahun 2024


Desa Sriwidadi bersiap menghadapi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan diselenggarakan secara serentak di seluruh Indonesia. Sebagai bagian dari tahapan Pilkada, Panitia Pemungutan Suara (PPS) Desa Sriwidadi membuka pendaftaran calon anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS). Pengumuman ini menjadi bagian penting dari upaya PPS untuk memastikan kelancaran proses pemungutan suara di Desa Sriwidadi, Selasa ( 17/9/2024 ) 

Tahapan Pilkada 2024

Pilkada 2024 merupakan momen penting dalam demokrasi lokal, termasuk di Desa Sriwidadi. Tahapan Pilkada di Desa Sriwidadi mengikuti jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU),  mulai dari pemutakhiran data pemilih, pengumuman daftar pemilih tetap (DPT), hingga pelaksanaan pemungutan suara. Salah satu tahapannya adalah pembentukan KPPS, yang bertugas melaksanakan pemungutan suara di tingkat Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Di Desa Sriwidadi, hanya terdapat satu TPS yang akan melayani pemilih pada Pilkada tahun 2024. Berdasarkan data yang dihimpun oleh PPS, jumlah pemilih di desa ini terdiri dari 233 pemilih laki-laki dan 221 pemilih perempuan, dengan total jumlah pemilih sebanyak 454 orang. Jumlah ini menjadi dasar dalam penyusunan logistik pemilu, termasuk jumlah surat suara dan alat pemungutan suara.

Pengumuman Rekrutmen Calon Anggota KPPS Desa Sriwidadi

PPS Desa Sriwidadi secara resmi membuka pendaftaran calon anggota KPPS untuk Pilkada 2024. Pendaftaran dibuka mulai tanggal 17 hingga 28 September 2024, memberikan kesempatan kepada masyarakat desa yang memenuhi syarat untuk berpartisipasi sebagai penyelenggara pemilu di tingkat TPS. Dalam rangka pembentukan KPPS untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kapuas Tahun 2024, Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kapuas mengundang Warga Negara Indonesia yang memenuhi persyaratan untuk mendaftarkan diri menjadi anggota KPPS untuk Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kapuas Tahun 2024, PPS Sriwidadi berpedoman dari Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kapuas, dengan ketentuan sebagai berikut:

Persyaratan Anggota KPPS:

a.      Warga Negara Indonesia;

b.     berusia paling rendah 17 (tujuh belas) tahun dan diutamakan paling tinggi 55 (lima puluh lima) tahun;

c.      setia kepada Pancasila sebagai dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945;

d.     mempunyai integritas, pribadi yang kuat, jujur dan adil;

e.      tidak menjadi anggota Partai Politik yang dinyatakan dengan surat pernyataan yang sah, atau sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun tidak lagi menjadi anggota partai politik yang dibuktikan dengan surat keterangan dari pengurus partai politik yang bersangkutan;

f.       berdomisili dalam wilayah kerja KPPS;

g.      mampu secara jasmani, rohani, dan bebas dari penyalahgunaan narkotika;

h.     berpendidikan paling rendah sekolah menengah atas atau sederajat; dan

i.       tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.

Kelengkapan Dokumen Persyaratan:

a.    Surat pendaftaran sebagai calon anggota KPPS;

b.    Fotokopi Kartu Tanda Penduduk Elektronik;

c.    Fotokopi ijazah sekolah menengah atas/sederajat atau ijazah terakhir;

d.    Surat pernyataan dalam satu dokumen yang menyatakan :

1.      setia kepada Pancasila sebagai dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, Bhinneka Tunggal Ika, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945;

2.      mempunyai integritas, pribadi yang kuat, jujur dan adil;

3.      tidak menjadi anggota Partai Politik;

4.      tidak memiliki penyakit penyerta (komorbiditas);

5.      sehat secara rohani;

6.      bebas dari penyalahgunaan narkotika;

7.      tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;

8.      tidak pernah dijatuhi sanksi pemberhentian tetap oleh KPU Kabupaten/Kota atau Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu;

9.      tidak berada dalam ikatan perkawinan dengan sesama penyelenggara Pemilu;

10.  tidak menjadi tim kampanye atau tim pemenangan atau saksi peserta Pemilu atau Pemilihan pada penyelenggaraan Pemilu dan Pemilihan paling singkat dalam 5 (lima) tahun terakhir;

11.  mempunyai kemampuan dan kecakapan dalam membaca, menulis dan berhitung; dan

12.  mampu mengoperasikan perangkat teknologi informasi.

e.    Surat keterangan dari partai politik yang bersangkutan bagi calon yang paling singkat 5 (lima) tahun tidak lagi menjadi anggota Partai Politik*);

f.     Surat keterangan sehat jasmani yang dikeluarkan oleh puskesmas, rumah sakit, atau klinik, yang termasuk di dalamnya terdapat hasil pemeriksaan tensi darah, kadar gula darah, dan kolesterol;

g.    Daftar Riwayat Hidup; dan

h.   Pas Foto Berwarna 4x6, 1 (satu) lembar.

 

*) dilampirkan apabila pendaftar yang paling singkat 5 (lima) tahun tidak lagi menjadi anggota Partai Politik.

Surat pendaftaran dan kelengkapan dokumen disampaikan kepada PPS (Panitia Pemungutan Suara) Sriwidadi pada masing-masing kantor Kelurahan/Desa sejak tanggal 17 September 2024 sampai dengan tanggal            28 September 2024.  

Alamat                      : Sriwoidadi

Narahubung/Nama   : Christina Dhea Utami

Kontak HP/WA          : 082124773284

Demikian pengumuman ini disampaikan, untuk diketahui.

Demikian Pengumuman ini disampaiakaBagi masyarakat Desa Sriwidadi yang memenuhi syarat dan berminat untuk menjadi anggota KPPS, dapat langsung mendaftarkan diri ke kantor PPS Desa Sriwidadi pada jam kerja. Calon pendaftar diharapkan membawa fotokopi KTP, ijazah terakhir, dan pas foto berwarna ukuran 3x4 cm sebanyak dua lembar.

Pembentukan KPPS merupakan salah satu langkah penting dalam memastikan pelaksanaan Pilkada 2024 berjalan dengan lancar dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dengan membuka pendaftaran calon anggota KPPS, PPS Desa Sriwidadi berharap mendapatkan partisipasi aktif dari masyarakat untuk berperan dalam proses demokrasi ini. Tugas sebagai anggota KPPS adalah tanggung jawab besar yang memerlukan dedikasi, integritas, dan kerja sama tim yang baik demi suksesnya pelaksanaan Pilkada di Desa Sriwidadi.

Dengan adanya rekrutmen ini, diharapkan Pilkada 2024 di Desa Sriwidadi dapat berjalan lancar, aman, dan menghasilkan pemimpin yang dapat membawa kemajuan bagi desa dan masyarakat luas.



Minggu, 15 September 2024

Tembok Besar China: Warisan Peradapan Dan Keajaiban Dunia

 Tembok Besar China: Warisan Peradaban dan Keajaiban Dunia


Latar Belakang 

Tembok Besar China, atau The Great Wall of China, adalah salah satu proyek konstruksi terbesar dan paling ambisius dalam sejarah peradaban manusia. Pembangunan Tembok Besar dimulai pada masa Dinasti Qin (221-206 SM) di bawah kepemimpinan Kaisar Qin Shi Huang, yang ingin melindungi wilayah kekaisaran dari serangan suku-suku nomaden, khususnya Xiongnu dari utara. Namun, pada kenyataannya, ide pembangunan tembok ini sudah dimulai sebelum Dinasti Qin, ketika kerajaan-kerajaan Tiongkok bagian utara membangun dinding pertahanan masing-masing. Qin Shi Huang kemudian menyatukan tembok-tembok yang sudah ada dan memperluasnya untuk mengonsolidasikan pertahanan nasional.

Pembangunan Tembok Besar terus berlangsung dan diperbarui oleh dinasti-dinasti berikutnya, terutama pada masa Dinasti Han (206 SM – 220 M) dan Dinasti Ming (1368–1644). Dinasti Ming dikenal karena memperkuat dan memperluas Tembok Besar, sehingga sebagian besar tembok yang kita kenal hari ini berasal dari periode ini.

Tujuan dan Fungsi

Pada awalnya, tujuan utama dari pembangunan Tembok Besar China adalah untuk melindungi wilayah kekaisaran dari invasi dan serangan musuh, terutama dari suku-suku nomaden di utara. Tembok ini berfungsi sebagai garis pertahanan utama yang memperlambat pergerakan musuh dan memberi waktu bagi pasukan kekaisaran untuk bersiap. Selain sebagai benteng pertahanan, tembok ini juga digunakan sebagai jalur komunikasi militer, di mana sinyal asap dan api digunakan untuk mengirim pesan cepat di sepanjang tembok.

Seiring berjalannya waktu, fungsi Tembok Besar tidak hanya sebatas pertahanan militer, tetapi juga sebagai simbol kekuatan dan kemajuan peradaban Tiongkok pada masa kekaisaran. Tembok ini menjadi salah satu lambang prestise dan kemegahan dinasti-dinasti yang berkuasa.

Lama Masa Pembangunan

Proses pembangunan Tembok Besar berlangsung selama lebih dari dua ribu tahun. Pembangunan dimulai pada abad ke-7 SM, di mana berbagai kerajaan Tiongkok utara membangun tembok-tembok pertahanan lokal. Setelah penyatuan China oleh Kaisar Qin Shi Huang, tembok-tembok ini disatukan dan diperluas pada abad ke-3 SM. Namun, tembok yang kita kenal saat ini sebagian besar dibangun dan diperbaiki pada masa Dinasti Ming, yang menghabiskan lebih dari 200 tahun untuk memperkuat dan memperluas tembok tersebut hingga sepanjang lebih dari 21.000 kilometer.

Peradaban  dan Keajaiban Dunia

Tembok Besar China adalah salah satu simbol paling mencolok dari kejayaan peradaban kekaisaran China. Di balik pembangunan tembok ini terdapat kisah tentang pengorbanan besar jutaan pekerja, termasuk petani, tentara, dan tahanan, yang bekerja dalam kondisi yang sangat berat. Tembok ini tidak hanya menjadi garis pertahanan, tetapi juga menjadi representasi dari ketekunan dan kemampuan peradaban Tiongkok dalam menghadapi tantangan besar.

Karena ukurannya yang sangat monumental dan signifikansi historisnya, Tembok Besar China diakui sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia pada 2007. Selain itu, pada tahun 1987, UNESCO menetapkan Tembok Besar China sebagai Situs Warisan Dunia. Pengakuan ini menjadikan Tembok Besar sebagai salah satu warisan budaya terpenting di dunia yang menarik jutaan pengunjung setiap tahunnya.

Destinasi Wisata Terpopuler di China

Sebagai salah satu destinasi wisata paling terkenal di China, Tembok Besar menarik wisatawan dari seluruh dunia yang ingin menyaksikan langsung salah satu mahakarya arsitektur dan sejarah ini. Bagian yang paling populer dan sering dikunjungi oleh wisatawan adalah Badaling, yang berlokasi dekat dengan Beijing. Bagian tembok ini telah direnovasi dan dilengkapi dengan fasilitas modern untuk memudahkan akses bagi pengunjung.

Selain Badaling, ada beberapa bagian lain dari tembok yang juga populer di kalangan wisatawan, seperti Mutianyu, Jinshanling, dan Simatai. Setiap bagian tembok menawarkan pemandangan yang berbeda-beda dan memberikan pengalaman tersendiri bagi para wisatawan.

Fakta Menarik: Tembok Besar China Bisa Dilihat dari Luar Angkasa?

Salah satu mitos yang sering dikaitkan dengan Tembok Besar China adalah klaim bahwa tembok ini bisa dilihat dari luar angkasa dengan mata telanjang. Namun, banyak astronot dan ilmuwan telah membantah klaim ini. Tembok Besar memang sangat panjang, tetapi lebarnya relatif kecil jika dilihat dari ketinggian luar angkasa. Pada kenyataannya, melihat Tembok Besar dari orbit Bumi memerlukan bantuan alat optik seperti kamera dengan zoom tinggi.

Kesimpulan

Tembok Besar China bukan hanya sebuah monumen bersejarah, tetapi juga simbol dari kekuatan, ketekunan, dan kecerdikan peradaban Tiongkok kuno. Dengan sejarah panjang yang mencakup lebih dari dua milenium, Tembok Besar telah menjadi salah satu warisan budaya dunia yang paling berharga dan destinasi wisata yang paling populer. Meskipun fungsi aslinya sebagai benteng pertahanan sudah lama hilang, Tembok Besar tetap menjadi saksi bisu dari kebesaran dan kejayaan masa lalu Tiongkok, serta warisan yang akan terus dihormati oleh generasi mendatang.



Sabtu, 14 September 2024

Sejarah Desa Dabulon

 Sejarah Desa Dabulon

Bagaimana Sejarah Desa Dabulon Terbentuk …?

Sejarah Singkat

Sejarah Desa Dabulon dimulai jauh sebelum terjadinya masa penjajahan Belanda dan Jepang, kalimat Dabulon di ambil dari sebuah limbu yang berputar – putar di sungai yang terdapat pada daerah tempat tinggal masyarakat Kampung Dabulon yang disebut dalam bahasa Dayak Tenggalan (Luwot Lutokon Jabulin). Pada masa itu, yang menduduki kampung Dabulon adalah masyarakat Dayak Tenggalan di pinggiran Sungai Sembakung, tepatnya di wilayah kampung Dabulon pada jaman itu. Saat itu, kampung Dabulon belum di sebut Desa, namun masih di sebut kampung Dabulon. 

Masyarakat Kampung Dabulon membangun rumah panjang (Baloi Buat) yang di tempati oleh semua masyarakat Kampung Dabulon dan rumah panjang tersebut dibangun dengan bahan-bahan yang terdiri dari kayu ulin bulat dan beratapkan daun nipah serta berdinding kulit kayu dan berlantai bambo. Rumah panjang (Baloi Buat) tersebut juga sekaligus berfungsi sebagai tempat pelaksanaan kegiatan adat istiadat masyarakat Kampung Dabulon pada masa itu, saat itu Kepala Kampung Dabulon di pimpin oleh bapak Yamakad pada jaman sebelum kemerdekaan.

Selama tinggal di rumah panjang tersebut tiba-tiba terjadi bencana alam yang menimpa masyarakat kampung Dabulon dan rumah panjang tersebut dikutuk menjadi batu, sehingga sebagian masyarakat yang ada di dalamnya ikut berubah menjadi batu. Pada jaman itu masih ada masyarakat Dabulon yang berdomisili di kampung itu kurang lebih 10 Kepala Keluarga yang selamat. 

Masyarakat Kampung Dabulon jaman itu selalu mencari tanah yang subur sebagai tempat untuk mencari bahan makanan dan binatang buruan serta bercocok tanam, sehingga menyebabkan masyarakat kampung Dabulon sering berpindah-pindah tempat.

Perpindahan yang kedua tersebut dilaksanakan oleh beberapa orang antara lain bapak Yamakad, bapak Silongon, dan bapak Tidung serta masyarakat Kampung Dabulon lainnya. Masyarakat Kampung Dabulon mendiami lagi salah satu tempat tinggal lainnya, yang tidak jauh dari tempat tinggal pertama dan membuat rumah panjang lagi. Rumah panjang tersebut sekaligus berfungsi sebagai tempat pelaksanaan kegiatan Adat Istiadat masyarakat Kampung Dabulon pada masa itu. 

Selama tinggal di tempat tersebut masyarakat Kampung Dabulon membuat satu patung buaya yang dinamakan masyarakat Kampung Dabulon dalam bahasa Dayak Tenggalan (Inulung Buayo). Waktu membuat patung buaya semua kepala dan perlengkapan alat perang musuh yang di bunuh pada jaman itu di masukkan kedalam perut patung buaya. 

Pada saat pembuatan patung buaya masyarakat Kampung Dabulon mengundang beberapa Desa di sekitarnya untuk bersama-sama membuat patung buaya dengan mengadakan upacara Adat Istiadat Dayak Tenggalan. Setelah selesai membuat patung buaya, saat itu pula di tetapkan Kepala Kampung Dabulon bapak Silongon pada jaman sebelum kemerdekaan.

Dalam Wilayah Adat Desa Dabulon masih terdapat beberapa peninggalan – peninggalan sejarah sebagai bukti adanya migrasi pada masa lalu dan masih dapat ditemukan yaitu rumah panjang dikutuk menjadi batu, patung buaya, kuburan-kuburan tua, tanaman buah-buahan dan bekas kebun. Semua peninggalan benda-benda sejarah tersebut merupakan warisan budaya masyarakat Kampung Dabulon di masa lalu, sebagai bukti adanya kehidupan masa lalu dan sebagai petunjuk dalam penyusunan sejarah Desa Dabulon di masa sekarang.

Seiring dengan berkembangnya waktu, jumlah masyarakat Dabulon semakin banyak, sehingga kebutuhan akan bahan makanan dan bahan pokok juga semakin meningkat. Hal ini menyebabkan masyarakat kembali melakukan perpindahan yang ketiga kalinya, untuk memperluas perkampungan Dabulon selanjutnya. Perpindahan tersebut tidak jauh dari tempat tinggal mereka yang kedua, selama masyarakat Dabulon tinggal di tempat yang baru, tidak lama kemudian tiba-tiba terjadi lagi bencana longsor yang mengakibatkan rumah masyarakat tertimbun tanah dan lumpur. 

Akhirnya masyarakat Dabulon melakukan perpindahan yang keempat kalinya. Pada masa itu di pimpin oleh Kepala Desa Dabulon saat itu adalah bapak TIDUNG, pada jaman sesudah kemerdekaan. Perpindahan tersebut terjadi pada tahun 1982, dan di tempatkan di Lokasi Pagatason serta difasilitasi oleh Pemerintah melalui program Dinas Sosial Pemerintah Kabupaten Bulungan , sementara pada masa itu Camat Lumbis di pimpin oleh Bapak Robansyah.

Adapun Desa yang dipindahkan oleh Pemerintah saat itu yaitu ada 4 Desa, 1. Desa Dabulon, 2. Desa Saludan, 3. Desa Semalat dan 4. Desa Siawang, keempat Desa tersebut di pindahkan dalam satu wilayah dimana tempat tersebut di tempati hingga saat ini, perpindahan tersebut dilakukan dari tahun 1982 hingga menjadi Desa Dabulon yang difinitif saat ini. Dalam menjalankan roda Pemerintahan tingkat Desa dan kesehariannya, Kepala Desa di bantu oleh Perangkat Desa , RT dan tokoh masyarakat serta BPD sebagai pelaksana fungsi pengawasan. Berdasarkan keterangan dari tokoh masyarakat dan peninggalan benda-benda sejarah serta catatan-catatan yang ada di Desa Dabulon, dapat disusun yang pernah menjabat ataupun menjadi Kepala Desa Dabulon adalah sebagai berikut.

DAFTAR PEJABAT KEPALA DESA DABULON

(DARI TAHUN PERIODE DULU SAMPAI DENGAN SEKARANG)

No Kepala Desa Masa Waktu

1. Yamakad (Almarhum) Sebelum kemerdekaan -

2. Silongon ( Almarhum ) Sebelum kemerdekaan -

3. Tidung (Almarhum) Sesudah Kemerdekaan -

4. Sadagu (Almarhum) Orde Baru 1982-1993

5. Saladik Reformasi ( Otda ) 1994-2008

6. Saladik Reformasi ( Otda ) 2009-2014

7. Saladik Reformasi ( Otda ) 2015-2021

8. Anuar Sadat Reformasi ( Otda ) 2021-2029

Sejarah Desa merupakan dokumen penting yang dimilki dan diarsipkan oleh Pemerintah Desa Dabulon, agar semua masyarakat dan generasi berikutnya mengetahui akan sejarah dalam pembentukan Desa Dabulon dan asal-usul Desa serta perkembangan Desa Dabulon dari masa ke masa. Sejarah Desa akan mengalami perubahan sesuai dengan informasi dan masukan dari informasi para pelaku sejarah terkait pembentukan Desa Dabulon, serta pergeseran perkembangnan jaman, sehingga sejarah desa yang telah tersusun ini dapat di pertanggung jawabkan serta benar adanya.

Minggu, 08 September 2024

Jum'at Sehat ; Wujudkan Masyarakat Desa Sehat

 Jum’at Sehat ; Wujudkan  Masyarakat Desa Sehat

Kesehatan merupakn aspek fundamental dalam pembangunan sebuah Desa. Desa yang memilki sumber daya manusia yang sehat akan lebih produktif dan mampu berpartisifasi aktif dalam pembangunan. Desa Sriwidadi melalui Pj. Kepala Desa Sriwidadi berkomitmen untuk mewujudkan masyarakat yang sehat melalui kegiatan Jum’at Sehat, yang rutin dilakukan sekali dalam seminggu. Kegiatan ini tidak hanya diikuti oleh Pemerintah Desa saja, tetapi juga melibatkan kelembagaan yang ada di Desa Sriwidadi serta masyarakat umum pun sangat dianjurkan dapat berpartisipasi. Keterlibatan Pemerintah Desa , Badan Permusyawaratan Desa, Posyandu, RT maupun masyarakat , sebagai wujud nyata sinergi antara Pemerintah Desa, Lembaga Desa dan masyarakat dalam menjaga kesehatan bersama, Jum’at ( 6/9/2024 )

Motivasi Terhadap Sumber Daya Yang Sehat

Motifasi Kegiatan Jum’at Sehat merupakan komitmen dari Pj. Kepala Desa Sriwidadi , untuk membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan sebagai bagian dari upaya pembangunan desa yang berkelanjutan, yang dimulai dari Pemerintah Desa, BPD, Posyandu dan tenaga kesehatan . Pemerintah Desa Sriwidadi percaya bahwa sumber daya manusia yang sehat adalah kunci keberhasilan dalam mewujudkan Desa Mandiri dan sejahtera.

Dengan sumber daya yang sehat , baik fisik maupun mental, masyarakat dapat berpartisipasi lebih aktif dalam kegiatan-kegiatan desa dan mengembangkan potensi ekonomi serta sosial . Hal ini juga memotifasi Pemerintah Desa untuk tidak hanya mengatur , tetapi juga turun langsung bersama masyarakat dalam menjaga kesehatan bersama.

Maksud Dan Tujuan

Program Jum’at Sehat bertujuan untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kesehatan dengan melakukan aktivitas fisik secara rutin terutama senam pada pagi hari. Selain itu kegiatan ini bertujuan untuk:

1. Meningkatkan Kualitas kesehatan masyarakat Desa Sriwidadi melalui kegiatan preventif dan promotif.

2. Membangun kebersamaan antara Pemerintah Desa, BPD, Kader Posyandu dan masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang sehat.

3. Mengurangi resiko penyakit tidak menular seperti hipertensi dan penyakit jantung melalui gaya hidup sehat.

4. Mempererat tali silahturahmi antar warga dengan melakukan aktivitas senam bersama.

Kegiatan Senam Pagi Setiap Hari Jum’at

Salah satu kegiatan rutin program Jum’at Sehat adalah Senam Pagi yang akan dilaksanakan setiap hari Jum’at di lingkungan Kantor Desa Sriwidadi. Senam pagi ini di ikuti oleh berbagai elemen masyarakat termasuk Perangkat Desa , BPD, Posyandu , Petugas Kesehatan Desa dan masyarakat. Senam pagi ini berlangsung selama 60 menit dengan gerakan-gerakan yang variatif, dipandu langsung oleh instuktur Pj. Kepala Desa Sriwidadi. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan menjaga kebugaran tubuh, tetapi juga membangun semangat kebersamaan dan kerja sama antar warga. Partisipasi aktif Pemerintah Desa dalam kegiatan Senam Pagi juga menjadi motivasi bagi masyarakat untuk ikut serta.

Kunjungan Pemeriksaan Kesehatan Lansia

Setelah kegiatan senam pagi, program jum’at sehat dilanjutkan dengan kunjungan pemeriksaan kesehatan lansia oleh Pj. Kepala Desa Sriwidadi yang juga merupakan Petugas Kesehatan dari Puskesmas Mantangai dan di dampingi oleh Petugas Kesehatan Desa. Pemeriksaan ini meliputi pengecekan tekanan darah, kadar gula darah serta konsultasi kesehatan umum.

Lansia merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap berbagai penyakit kronis, sehingga pemeriksaan rutin ini sangat penting untuk mendeteksi dini kondisi kesehatan para lansia. Pj Kepala desa Sriwidadi Dan Petugas Kesehatan Desa juga memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga pola makan sehat, aktivitas fisik yang sesuai, serta konsumsi obat-obatan yang direkomendasikan secara teratur bagi para lansia yang memilki penyakit tertentu.

Cikal-Bakal Kampung KB

Kegiatan Jum’at Sehat merupakan langkah awal untuk mewujudkan Kampung Keluarga Berkualitas ( Kampung KB ). Kampung KB dibentuk sebagai bagian dari upaya Pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga melalui program-program yang terintegrasi dalam berbagai bidang , mulai dari kesehatan, pendidikan hingga ekonomi.

Kegiatan Jum’at Sehat merupakan inisiatif dari Pj. Kepala Desa Sriwidadi untuk dapat dilaksanakan sebagai program berkelanjutan yang melibatkan berbagai pihak terutama para kader Posyandu dalam rangka penanganan Stunting Slaka Desa. Kampung KB biasanya merupakan sebuah program yang difokuskan pada beberapa desa sebagai lokus atau percontohan. Dalam pelaksanaan pembentukan Kampung KB akan melibatkan banyak pihak terutama PLKB, Pendamping Desa serta BKKBN Kabupaten sebagai nara sumber dan yang berkepentingan dalam menentukan kreteria serta paparan konsep Kampung KB sebagai mana diamanatkan oleh undang-undang.

Dampak Terhadap Masyarakat Dan Skor Indeks Desa Membangun

Pelaksanaan kegiatab jum’at sehat di Desa Sriwidadi akan memberikan dampak yang signifikan terhadap kesehatan masyarakat dan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang mendukung peningkatan kualitas hidup. Lalu apasih dampaknya terhadap Indeks Desa Membangun ( IDM 

LINK ARTIKEL TERBARU